Wajah Baru Informatika Semakin 'Bergaya'


Salah satu buletin besar dan mempunyai 'nama' di kalangan Masisir yaitu Informatika, kini telah berganti wajah dan tampilan. Dari yang dulunya hanya difotokopi kini dicetak, dan kini wajah Informatika tampak elegan dibanding sebelumnya. Cover depan dan belakang tampil berwarna, dan ukuran kertas juga lebih besar dari sebelumnya yang hanya memakai kertas ukuran A4.

Perubahan ini tentu saja melewati jalan panjang nan terjal, karena memang ada dari kalangan senior Informatika yang 'anti' perubahan menolaknya dengan alasan menjaga 'tradisi' Informatika yang sudah terlanjur 'membumi' di Masisir. Dari kalangan pro perubahanpun memiliki alasan sendiri, mereka berdalih dengan "al-Muhafadzah 'ala al-Qadim al-Shalih, wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Aslah." Kalau diterjemahkan secara bebas kira-kira artinya seperti ini "Menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil langkah-langkah inovasi yang lebih baik." Kedua kubu pro
dan kontra ini bersikeras untuk menggolkan alasan masing-masing, namun secara umum keduanya menginginkan Informatika lebih baik dari sebelumnya. Akhirnya, diputuskan bahwa Informatika layak untuk berubah agar lebih cerah.

Wajah baru inipun akhirnya terbit pada edisi sayonara Informatika tanggal 5 April yang lalu, dan akan menjadi wajah Informatika untuk edisi selanjutnya. Tampilan ini banyak menuai pujian dan sanjungan yang dialamatkan kepada kru buletin, walaupun ada juga kalangan yang mencercanya. Perubahan ini hanya dititik beratkan pada perwajahan dan desain artistik buletin, isi dan rubrik tidak banyak berubah, hanya ada beberapa penambahan rubrik yaitu rubrik Gerbang dan Language Corner. Para layouter dan illustrator Informatika patut diacungkan jempol, pasalnya mereka harus kerja ekstra untuk menghasilkan wajah baru ini. Mereka bisa menghasilkan perwajahan ini memakan waktu tidak kurang dari dua bulan, semenjak diputuskannya buletin ini untuk berubah yaitu pada bulan Februari hingga akhir bulan Maret.

Terlepas dari itu semua, semoga wajah baru Informatika semakin membuat seluruh kru lebih semangat dalam menyajikan berita untuk Masisir dan tidak hanya tampil 'bergaya'. Dan semoga para pembaca setia Informatika tidak hanya dimanjakan dengan wajah baru saja, tetapi juga dengan berita yang disajikannya.

Bravo untuk Informatika!

230408


Selengkapnya...

Semoga Sukses!


Nerazzura de la Fungka mengucapkan:

Selamat menempuh ujian term II di Universitas Al-Azhar Kairo. Semoga apa yang kita cita-citakan bisa terwujudkan.

Mohon maaf apabila selama ini banyak kesalahan.

Jangan pernah bosan untuk selalu berdo'a, meminta do'a, dan mendo'akan!


Selengkapnya...

Musafir; Bukti Kepedulian Mahasiswa BABEL di Mesir


03 April 2008 merupakan tanggal bersejarah di kalangan mahasiswa Bangka Belitung di Mesir. Betapa tidak, di hari itu satu buletin baru muncul di tengah-tengah Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Musafir, ya Musafir! Buletin ini merupakan pengejawantahan dari bentuk kepedulian sosial mahasiswa Bangka Belitung di Mesir terhadap masyarakat Bangka Belitung di Indonesia. Dari sisi bahasa, Musafir diambil dari bahasa Arab yang artinya orang yang bepergian. Ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Bangka Belitung di Mesir juga termasuk satu dari sekian banyak 'musafir' itu.

Musafir merupakan sebuah nama media yang berorientasi kepada Muhasabah, Silaturrahim, dan Berfikir. 3 unsur inilah yang melahirkan Musafir. Muhasabah berarti instrospeksi diri, pengenalan jati diri, dan mencari kekurangan diri. Dari sini akan memacu masing-masing individu untuk selalu meningkatkan kualitas diri agar mampu bergerak di tengah persaingan global. Silaturrahim berarti menjalin tali persaudaraan dan ukhuwah islamiyah kepada sesama hidup agar tercipta komunikasi yang sehat sehingga apa yang diinginkan bisa dicapai. Dari muhasabah dan silaturrahim akan muncul satu unsur penting lainnya yaitu berfikir. Berfikir di sini adalah pola berfikir positif yang nantinya akan menghasilkan solusi matang dan bisa diandalkan untuk merubah paradigma berfikir masyarakat sekarang. Selain itu pula, Musafir juga berorientasi kepada peningkatan dunia tulis-menulis mahasiswa Bangka Belitung yang berdomisili di Mesir.

Diharapkan buletin ini memberikan stimulan bagi mahasiswa Bangka Belitung di Mesir agar terus berkreasi di dunia tulis-menulis, dan mampu merubah pola hidup masyarakat Bangka Belitung di Indonesia. Sehingga nantinya, budaya tulis-menulis akan terus mengiringi dan menghiasi kehidupan mahasiswa, dan masyarakatpun akan merasakan hasilnya. Satu lagi, menulis adalah kebutuhan individu dan perangkat da'wah yang penting.

Selamat Berkarya!
Selamat Berjuang!
Selamat Berda'wah!

Selengkapnya...

Tiada Harapan

Mulutku terbungkam
Kala kau menebar senyuman

Akupun bergetar
Namun kau tak menghiraukan

Diriku terdiam
Kala melihat kau berjalan
Pergi meniggalkanku sendirian
Tanpa ada secercah harapan

Ku semakin ragu
akan tingkah lakumu
Kau selalu membisu
kala aku menyapamu

Apakah aku salah
Karna telah mencintaimu
Bukankah Tuhan memang menggariskan
Agar kita hidup berdampingan

Seakan bisu
Diam terpaku
Sekelebat bayanganmu
Menyisakan rindu
*


200308





Selengkapnya...

Kian Tersiksa

Rasa ini...
Sudah lama kupendam
Semakin ia dalam
Hingga tak mampu ku lampiaskan

Hati ini...
Sudah lama mengidamkan
Sesosok bidadari pujaan
yang slalu menghiasi malam

Bidadariku...
Masih tegakah engkau membiarkan
diri ini terbelenggu cintamu
Engkau masih slalu menjaga egomu

Di sini...
Aku kian tersiksa oleh cintamu
*


130308




Selengkapnya...

Kosong

Ku menyendiri di sudut ruang
Hampa...
Tak ada yang kurasa
Hening...
Semua membuatku pening
Kosong...
Tiada lagi orang

Ke mana semua orang
Padahal aku di tengah keramaian
Tak bisakah mereka sadar
Kalau aku sedang mengejar seseorang

Seakan bisu
Akupun terpaku
Diam seperti malu
Tak merasakan sesuatu

Hanya kosong di sekitarku
*


090308



Selengkapnya...

Ingin Memilikimu

Wajah ayumu...
Membuatku gila
Elok parasmu...
Sungguh memesona
Merah ranum pipimu...
Meluluhkan raga

Duh cinta...
Kaulah pujaan hati
Dambaan kaum lelaki
Harapan surga duniawi

Duh cinta...
Izinkanlah jiwa ini
membawamu pergi
terbang jauh melayang

Duh cinta...
Perkenankanlah raga ini
memilikimu sendiri
memenuhi panggilan hati

Tapi mengapa kau berlari
Menghindari diri ini
Tersiksa dengan api cinta
yang kian membara

Ingin ku berteriak
Biar didengar khalayak
'Sungguh cinta ini suci...'
'Sungguh jiwa ini ingin memilikimu sendiri...'
*



Teruntuknya...
yang jauh di sana...
070308


Selengkapnya...

Pesona Eksotika Alexandria

Tiap kali ujian di al-Azhar usai, para mahasiswa sibuk mencari kegiatan dan aktifitas untuk mengisi waktu kosong mereka, tak terkecuali Masisir. Berbagai macam kegiatan akan kita temui, mulai dari yang bersifat self development (pengembangan potensi diri) hingga yang hanya bersifat refreshing. Maklum, otak mahasiswa memang panas karena hampir sebulan penuh dipakai untuk berpikir keras. Oleh karenanya, ia sangat membutuhkan 'suplemen' untuk mengembalikan kondisi pada posisi normal.

Rekreasi menjadi pilihan utama sebagian mahasiswa Indonesia di Mesir dan tentunya banyak obyek wisata yang akan disinggahi mereka. Di Mesir sendiri banyak sekali obyek wisata yang tidak hanya sarat akan nilai sejarah, tetapi juga menggambarkan sisi kehidupan rakyat Mesir dahulu kala. Dan pastinya jika kita mengunjungi tempat-tempat tersebut, maka kita akan berdecak kagum karena keindahan panoramanya. Diantaranya, sebut saja piramida, patung sphinx, puncak bukit thursina, pantai sharm syeikh, Hurghada, 'uyun Musa dan Alexandria. Dan tentunya, tiap obyek wisata tadi memiliki nilai sejarah tersendiri yang tak ternilai harganya. Kali ini, penulis akan mengajak pembaca untuk jauh menelusuri satu dari sekian banyak obyek wisata yang ada di Mesir ini yaitu Alexandria. Dimana nantinya, kita akan mengetahui bahwasannya Alexandria juga memiliki nilai sejarah yang tinggi disamping ia juga memiliki keindahan panorama.

Alexandria atau dalam bahasa Arab Iskandariyah merupakan pelabuhan utama di Mesir dan ia juga merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut, sekaligus ibu kota pemerintahan Iskandariyah yang terletak di pantai laut tengah. Kota ini berada di sebelah barat laut kota Kairo dan dihuni oleh sekitar 3.341.000 jiwa.


Pada awal sejarah, ketika menapakkan kakinya di daratan Pharos –sebuah perkampungan kecil nelayan kala itu- Alexander the Great (seorang penjelajah dunia) berdecak kagum karena keindahan alam dan panorama di sana. Iapun berniat untuk membangun sebuah kota impian –yang sudah ia pendam sejak lama- di kota Iskandariyah tersebut. Mimpi itupun menjadi nyata, ketika seorang ahli tata kota asal Yunani, Denokrates, menggarap rancangan kota itu. Dibangunlah penahan gelombang serta mercusuar setinggi 125 meter, konon mercusuar ini pernah terdaftar sebagai salah satu keajaiban dunia. Tetapi, ia runtuh pada masa selanjutnya dan sebagai gantinya dibangunlah sebuah benteng yang disebut Qait Bay Citadel. Segera setelah kota itu dibangun, populasi penduduk di sana meledak hingga mencapai 300.000-an jiwa selain budak dan para pendatang. Saat itu, sebagian besar penduduk terdiri dari bangsa Yunani, Yahudi, dan pribumi.


Didukung oleh letak Alexandria yang sangat strategis, ia menjadi pusat perdagangan antara Barat dan Timur. Armada laut pengangkut biji-bijian berlayar dari dan keluar Alexandria. Dan pelabuhan barat merupakan pusat perdagangan utama di sana sekaligus menjadi gudang untuk kapas, biji-bijian, gula, dan kain wol. Di sana pula pajak diwajibkan bagi kapal yang keluar masuk Mesir. Kegiatan ekspor impor Mesir, sebagian besar bahkan lebih dari 80 persen melewati pelabuhan tersebut. Sehingga, Alexandria saat itu dicatat oleh Atlas of Greek World sebagai pusat perdagangan, ilmu, dan budaya dunia di zaman kuno. Dan pada masa puncak kejayaannya, Alexandria kala itu berpenduduk sekitar 600.000 jiwa.
Selain memiliki nilai sejarah yang tak ternilai, Alexandria juga memiliki pesona keindahan panorama yang juga tak kalah menariknya. Berbagai macam obyek wisata dapat kita jumpai di sana. Sebut saja beberapa diantaranya, benteng Qait Bay, taman Muntazah, perpustakaan Alexandria dll.

Benteng Qait Bay (Qait Bay Citadel) adalah sebuah benteng kecil yang menjorok ke arah laut. Ia terletak di sebelah utara perpustakaan Alexandria. Benteng yang dibangun oleh al-Ashraf Saif al-Din Qait Bay pada tahun 1479 M ini merupakan sebuah bangunan yang didirikan di atas reruntuhan mercusuar Pharos. Saat itu, mercusuar ini mempunyai tinggi 125 meter serta 300 kamar bawah tanah yang diperuntukkan bagi para pekerja. Namun sekarang, yang tersisa dari mercusuar ini hanya bisa kita lihat di bagian pondasi benteng Qait Bay.


Keindahan kota Alexandria juga bisa kita temui di taman Muntazah (Montazah Garden). Taman ini merupakan sebuah area seluas 115 yard yang dikelilingi oleh tembok besar yang memanjang dari selatan, timur dan barat serta pantai utara. Area ini dibangun oleh Raja Abbas II dari tahun 1892. Di dalam area kompleks ini ada sebuah istana besar yang dibangunnya, namanya Salamlek. Juga ada satu buah istana lainnya di dalam kompleks ini, namanya Haramlek. Istana tersebut dibangun oleh Raja Fuad pada tahun 1932. Area seluas 113 yard ini tidak hanya berisi istana-istana saja, namun juga terdapat taman luas yang bisa kita nikmati kala kita melancong ke Alexandria.


Selain dua tempat wisata tadi, kita juga bisa berkunjung ke perpustakaan Alexandria. Di samping mencari bahan-bahan bacaan yang kita perlukan, kita juga bisa menikmati aroma sejarah yang dikandung oleh perpustakaan ini. Hanya dengan 2 pound Mesir saja kita bisa menikmati seluruh isi yang ada di dalam perpustakaan ini. Perpustakaan Alexandria yang diberi nama Bibliotheca Alexandria ini mulai dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2002 yang lalu. Awalnya, perpustakaan ini didirikan di masa pemerintahan Ptolemeus II pada awal abad ketiga sebelum masehi. Menurut sejarah, saat itu perpustakaan ini memiliki tujuh ratus ribu gulungan papyrus. Karena, para penguasa Mesir saat itu begitu semangat untuk menambah koleksi mereka. Kini, perpustakaan ini memiliki kurang lebih empat ratus ribu buku, serta ditambah dengan sistem komputer modern yang memungkinkan pengunjung mengakses koleksi perpustakaan lain. Namun, untuk bisa menggunakan fasilitas komputer ini, kita harus rela mengeluarkan beberapa pound lagi.


Masih banyak yang ditawarkan Alexandria untuk dikunjungi para wisatawan dan pelancong. Jika kita ke arah selatan dari perpustakaan Alexandria kurang lebih satu jam setengah perjalanan, kita akan menemukan sebuah makam dan masjid Nabi Daniel. Tak ketinggalan ada pula sebuah masjid indah yang bernama masjid Abu al-Abbas al-Mursi. Masjid yang memiliki menara yang menjulang tinggi dan empat kubah ini merupakan sebuah karya masterpiece Islam yang terkenal. Konon, empat kubah tersebut disinyalir sebagai yang terbesar di Alexandria.


Biaya perjalanan 50 hingga 60 pound Mesir terasa tidak berarti apa-apa bila kita kita mengunjungi Alexandria. Karena kota ini telah menyuguhkan banyak keindahan panorama bagi pengunjungnya. Belum lagi ditambah indahnya deburan ombak di pinggiran pantainya, hamparan biru langitnya, kebersihan dan keteraturan setiap sudut kotanya. Ufh, rasanya rugi jika kita belum sempat mengunjunginya. Wallahu A'lam. [nerazzura]





Selengkapnya...

Abu Yusuf Ya'qub Al-Kindi

(Filosof Muslim Pertama)


Sejarah telah mencatat, bahwa orang yang pertama kali belajar dan mengajarkan filsafat dari orang-orang sophia atau sophists (500-400 SM) adalah Socrates (469-399 SM), kemudian diteruskan oleh Plato (427-457 SM). Lalu diteruskan kembali oleh muridnya yang bernama Aristoteles (384-322 SM). Setelah zaman Aristoteles usai, sejarah tidak mencatat lagi generasi penerus para filosof terdahulu hingga lahirlah sosok filosof muslim pertama pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyyah (132-656 H).

Beliau adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin al-Shabbah bin Imran bin Mubin al-Asy'ats bin Qais al-Kindi, atau lebih populer dengan sebutan al-Kindi. Beliau lahir di Kufah sekitar 185 H (801 M) dari keluarga berada dan terpelajar. Kakek buyutnya yang bernama al-Asy'ats bin Qais adalah salah seorang sahabat Nabi yang gugur bersama Sa'ad bin Abi Waqash dalam sebuah peperangan antara kaum muslimin dengan Persia di Irak. Sedangkan ayahnya, Ishaq bin al-Shabbah adalah gubernur Kufah pada masa pemerintahan al-Mahdi (775-785 M) dan al-Rasyid (786-809 M). Walaupun sang Gubernur sibuk dengan kegiatan-kegiatan politiknya, ia tetap memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan putra tersayangnya, dan dengan kekayaan yang dimiliknya ia memberikan fasilitas dan sekolah yang terbaik bagi putranya. Al-Kindi memulai perjalanan intelektualnya dari tanah kelahirannya sendiri yaitu Kufah, kemudian melanjutkan pendidikannya ke kota Bashrah, yang pada saat itu merupakan pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan tempat utama gerakan pemikiran dan filsafat. Di Bashrah ia mempelajari ilmu-ilmu keagamaan, matematika dan filsafat. Tetapi tampaknya beliau begitu tertarik kepada filsafat dan ilmu pengetahuan, sehingga setelah ia pindah ke Baghdad, beliau mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika, astronomi, ilmu mantiq, seni musik hingga filsafat.

Corak dan bentuk filsafat al-Kindi tidak banyak diketahui karena buku-bukunya tentang filsafat banyak yang hilang. Baru pada zaman belakangan, para peminat filsafat menemukan kurang lebih 20 risalah al-Kindi dalam tulisan tangan. Mereka yang berminat besar menelaah filsafat Islam, baik kaum orientalis barat maupun orang-orang Arab sendiri, telah menerbitkan risalah-risalah tersebut. Dengan demikian, orang mudah menemukan kejelasan mengenai posisi dan paham al-Kindi dalam filsafatnya. Menurut al-Kindi, filsafat adalah pengetahuan kepada yang benar (knowledge of truth). Al-Quran yang membawa argumen-argumen yang lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan filsafat. Bertemunya agama dan filsafat dalam kebenaran dan kebaikan sekaligus menjadi tujuan dari keduanya. Dengan demikian, menurut al-Kindi, orang yang menolak filsafat berarti mengingkari kebenaran. Beliau mengibaratkan orang yang mengingkari kebenaran tersebut tidak jauh berbeda dengan orang yang memperdagangkan agama, dan orang itu pada hakekatnya tidak lagi beragama karena ia telah menjual agamanya. Pada beberapa hal, al-Kindi sependapat dengan filosof terdahulunya seperti Plato dan Arisoteles. Namun, dalam hal-hal tertentu, al-Kindi mempunyai pandangannya sendiri.

Para sejarawan sepakat untuk menempatkan al-Kindi sebagai seorang muslim pertama yang mempelajari filsafat. Selain seorang filosof, al-Kindi juga dikenal juga sebagai penerjemah terbaik di masanya. Sepeninggal al-Kindi, muncullah filosof-filosof muslim kenamaan yang terus mengembangkan filsafat. Di antara mereka adalah al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal.Wallahu A'lam. [nerazzura]

Selengkapnya...

Menelusuri Paham Sufisme Sesat

(Sebuah Resensi Dari Buku Naqdhu al-Sufiah)

Nabi Muhammad SAW datang membawa risalah Tuhan yang termaktub dalam kitab suci al-Qur'an. Kesemuanya itulah inti ajaran agama Islam. Islam sendiri datang sebagai penerang bagi seluruh makhluk Tuhan dengan membawa satu tujuan komprehensif yaitu rahmatan lil 'alamin. Maka Nabi Muhammad SAW menelurkan manhaj dan konsep-konsep bagi ummatnya untuk menggapai sa'âdatu dâraini (kebahagiaan dunia dan akhirat), yang kesemuanya itu termaktub dalam sunnahnya.

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, muncullah manhaj-manhaj baru yang kebanyakan darinya menyimpang dari inti ajaran Islam. Al-Qur'an menyebutnya dengan al-subul (jalan-jalan). Manhaj-manhaj tersebut dikatakan menyimpang karena ia dibawa oleh sebagian orang yang memasukkan sesuatu yang keluar bahkan merusak ajaran Islam ke dalam ajaran tersebut, walaupun niat awal mereka untuk islah.

Satu dari sekian banyak manhaj baru itu adalah tasawuf atau sufisme. Namun, perlu diketahui bahwa tasawuf atau sufisme sendiri ada yang baik dan buruk. Yang pertama mengajak pengikutnya untuk selalu bermuhasabah dan mengingat Allah Swt, sementara yang kedua adalah sebaliknya yaitu sesat bahkan menyesatkan. Kelompok ini keluar dari ajaran Islam karena paham-paham yang diusung para pengikutnya menyimpang dari Islam, agama yang dibawa oleh nabi akhir zaman. Paham-paham apa saja yang dibawa pengikut kelompok ini sehingga disebut menyimpang? Lalu mengapa paham-paham tersebut dikatakan menyimpang dari ajaran Islam?

Adalah sebuah buku yang berjudul "Naqdhu al-Sûfiah" yang akan menjawab semua pertanyaan di atas. Buku yang dikarang oleh Amir Hasan Amir ini mengajak kita untuk menelusuri seluk beluk tasawuf yang menyesatkan tadi, sehingga pada akhirnya kita akan mengetahui dan mengerti betapa tasawuf ternyata juga ada yang menjerumuskan.

Pada awal bab, buku setebal 446 halaman ini menjabarkan secara global tentang tarikh pertumbuhan paham tasawuf yang kemudian disusul dengan pembahasan tingkatan-tingkatan yang harus dilalui oleh tiap sufi. Seorang sufi harus meniti tiap tingkatan tersebut mulai dari al-murid, al-naqieb, al-khalifah, khalifatul khulafa', al-nâib, nâib 'amm lit thariqah, wakilun lit thariqah, dan tingkatan yang tertinggi yaitu syaikh al-thariqah. Tiap-tiap tingkatan tadi mempunyai tugas dan kewajibannya masing-masing yang mana itu semua harus dikerjakan oleh tiap sufi. Akhir bab pertama ini menjelaskan macam-macam thariqah sufiah yang ada dalam agama Islam saat ini. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ummat Islam Indonesia juga banyak yang mengikuti aliran tasawuf yang sering disebut dengan thariqah. Berbagai macam thariqah tersebar luas di Indonesia, mulai dari thariqah naqsyabandiyah hingga tijaniyyah ada di sana.

Kemudian dengan bukunya, Amir Hasan Amir mengajak kita untuk menelusuri asal usul para ulama sufi, mulai dari Abdul Wahâb al-Sya'râni yang wafat pada tahun 973 H hingga Abu al-Husein al-Nûri. Disebutkan dalam buku ini 45 ulama sufi, karena pada dasarnya tiap thariqah sufiah memiliki mursyid dan pendiri sendiri serta kitab pegangan yang nantinya dijadikan pedoman bagi tiap pengikut thariqah tersebut. Ini semua akan kita temukan pada bab kedua dari buku ini.

Setelah dua bab muqaddimah tadi, barulah penulis buku ini mengajak kita untuk turut serta dalam menyelami dan mendalami paham-paham aliran sufisme secara eksplisit yang dianggapnya sesat. Ia memulainya dengan pembagian ilmu dalam sufisme. Ternyata ilmu di dalam sufisme terbagi menjadi dua, 'ilmu zâhir dan ilmu bathin. Yang pertama berkenaan dengan ilmu syari'ah dan ia dimiliki oleh para ulama biasa yang bukan sufi, sementara yang kedua berkenaan dengan ilmu laduni dan ia dimiliki oleh mereka para ulama sufi. Orang-orang sufi mengklaim bahwasannya mursyid atau syaikh thariqah mereka memiliki ilmu bathin yang tidak dimiliki oleh orang-orang awam biasa.

Kemudian dijelaskan pula tentang karamah yang ada dalam sufisme. Karamah ialah suatu kelebihan yang diberikan Allah Swt kepada hambaNya yang shâlih. Macam-macamnyapun banyak seperti menghidupkan kembali orang-orang yang telah meninggal dunia, berbicara kepada hewan, berjalan di atas air dan lain sebagainya. Karamah memang ada dan ia hanya untuk hamba Allah Swt yang shâlih, namun mereka (orang-orang sufi) menganggap bahwasannya karamah yang dimiliki oleh para ulama sufi adalah sama dengan mu'jizat yang diberikan Allah Swt untuk para nabi. Inilah satu dari sekian banyak aqidah yang melenceng dari Islam. Penulis buku ini berusaha untuk meluruskan paham tersebut. Ia menjelaskan bahwa karamah tidak seperti mu'jizat dan tidak pula menyerupainya.

Selanjutnya dijelaskan pula mengenai adanya syirik atas Allah Swt di dalam sufisme. Pertama tentang aqidah wihdatul wujud yang diusung sebagian ulama sufi. Paham wihdatul wujud beranggapan bahwasannya setiap makhluk yang ada di atas bumi ini mulai dari hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, malaikat dan jin adalah satu senyawa yaitu Allah Swt. Maka, semua yang ada di alam semesta adalah Allah Swt. Paham ini dianggap syirik atas Allah Swt karena ia menjadikan seluruh makhluk sebagai tuhan. Sehingga nantinya bisa diambil kesimpulan yaitu menghalalkan beribadah kepada selain Allah Swt karena pada hakikatnya ia juga menyembah Allah Swt. Inilah paham yang diusung sebagian ulama sufi seperti al-Halâj dan Syeikh Siti Jenar di Indonesia yang pada akhirnya ia harus dipenggal oleh Walisongo karena bersikeras mempertahankan keyakinannya itu. Penulis buku inipun memberikan dalil-dalil yang berkenaan dengan paham ini. Selain wihdatul wujud ada pula syirik yang lainnya yang dipaparkan dalam buku ini seperti tawassul kepada makam aulia' dan ulama shâlih, padahal Islam telah mengajarkan ummatnya adab dan tata cara ziarah kubur.

Masih banyak yang dijelaskan Amir Hasan Amir dalam bukunya ini, sehingga membuat kita kian tertarik untuk terus menggali semua isi buku tersebut. Buku ini sangat cocok sekali bagi mahasiswa terutama mereka yang bergelut di bidang aqidah. Namun, buku ini juga bisa menambah koleksi khazanah ilmu aqidah untuk mahasiswa lainnya dan tidak ada ruginya jika kita juga ikut membacanya.[nerazzura]

Selengkapnya...

Muak

Bangsat...
Semuanya terlaknat

Sialan...
Aku diremehkan

Aku sudah muak
Aku telah terjebak
Oleh kecantikanmu
dan rayuanmu

Sudahlah...
Lupakan aku
Aku juga tak mau
terjatuh ke lubangmu

Kaupun pasti tau
Kenapa diriku berbuat itu
Kenapa pula kau menghindariku
Kau malu?

Aku tak akan lagi
Mengejar tuk kedua kali
Biarkan aku berlari
Biarkan aku sendiri

Mungkin ini akan menjadi
jalan terbaik bagi diriku sendiri
*






Memarahi diri sendiri
Mungkin untuk berkaca lagi
Kairo, Mid Night, 180208.

Selengkapnya...

Tersenyumlah!


Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapi berbagai macam masalah yang takkan pernah ada titik akhirnya. Berbagai macam masalah datang silih berganti. Satu masalah selesai, maka akan datang kepadanya masalah yang baru. Ada masalah yang mudah dipecahkan dan ada pula masalah yang sulit dipecahkan. Keluh kesah selalu menghinggapi perasaan, pusing bahkan stres pasti dirasakan. Tak ayal merekapun banyak yang mengambil jalan pintas untuk sebuah penyelesaian yang tak jelas. Sehingga pada akhirnya, mengakhiri hidup adalah solusi dan jalan terakhir yang dianggap pas.

Manusia seharusnya sadar, betapa ia adalah makhluk tuhan yang diberikan akal pikiran yang semestinya digunakan untuk memecahkan semua permasalahan yang ia rasakan. Bukannya malah menghindar dari kenyataan. Tuhan sendiri tidak akan meninggalkan hamba-hambaNya dalam keadaan mengenaskan dan tertekan. Ia pasti akan mencerahkan semua akal pikiran jika manusia menggunakannya dengan kejernihan hati. Semuanya pasti akan kembali ke diri masing-masing.

Satu fakta yang terjadi dapat kita temui di negeri kita sendiri, Indonesia. Dimana seorang pedagang gorengan harus mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Dalam hukum kausalitas (sebab-akibat), setiap ada akibat, pasti ada sebab. Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh pedagang gorengan tadi adalah sebuah akibat yang pastinya ada sebab. Lalu apa yang menyebabkannya? Adalah kenaikan harga kedelai yang melambung tinggi saat itu. Lalu mengapa si pedagang tadi memilih jalan pintas seperti yang telah disebutkan di atas? Tak lain karena ia tidak menggunakan akal pikirannya untuk menelurkan sebuah solusi tepat untuk menyelesaikannya. Atau bahkan ia menggunakannya tetapi tidak dengan kejernihan hati. Hatinya mungkin telah terkontaminasi dengan pikiran-pikiran kotor, sehingga pada akhirnya ia malah memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Hal ini akan terus terjadi jika manusia tidak lagi berpikir jernih. Sungguh naif, seorang manusia harus bunuh diri hanya karena harga kedelai yang melambung tinggi. Namun, jika kita melihat kejadian di atas dari segi psikologis, mungkin kita akan mendapatkan penyebab yang lain. Mungkin saja ia dalam keadaan tertekan pada saat itu karena tidak mampu untuk membeli bahan pokok yang menjadi sumber kehidupannya. Semestinya ini bisa diatasi apabila orang-orang yang ada di sekitarnya bisa mendekati dengan terapi psikologis.

Islam datang dengan membawa solusi tepat. Ia membawa ajaran-ajarannya yang komprehensif, yang menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi, karena ini telah terbukti selama lebih dari jutaan tahun yang lalu. Islam datang dengan satu misi yaitu rahmatan lil 'alamin, misi simple yang mampu membawa jutaan manusia ke dunia mereka yang lebih tertata kehidupannya dari sebelumnya yang hanya diwarnai oleh kebodohan semata. Islam sendiri telah mengajarkan ummatnya untuk bisa memahami arti hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepadaNya, bukan untuk foya-foya atau menghabiskan harta benda. Karena pada hakekatnya, hidup di bumi ini hanyalah sementara, masih ada satu kehidupan lagi yang lebih kekal di sana. Dan tentunya, Islam juga telah menawarkan berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Semuanya telah tertulis di kitab suci al-Qur'an, tinggal bagaimana kita menggunakannya.

Permasalahan-permasalahan yang begitu kompleks akan selalu mengiringi kehidupan manusia. Dan semestinya manusia bisa mengambil hikmahnya, bukan malah lari darinya. Seharusnya manusia bisa menghadapinya dengan lapang dada, bukan malah berpaling darinya. Semuanya adalah realita dan ada banyak cara positif yang bisa digunakan untuk menghadapinya.

Mungkin dengan senyuman semua permasalahan akan menjadi mudah diselesaikan. Dengan senyuman semua menjadi mudah. Setidaknya untuk melepaskan semua beban pikiran yang selalu ada dan ia tidak akan pernah habis sejalan dengan waktu yang selalu berdetak maju.

Smile up! Then the world smiles for you.
Tersenyumlah! Maka dunia, akan tersenyum kepadamu.





Inget pesen guruku dulu...

Terima kasih guru
Kau memang idolaku
Pesanmu membuatku tegar
Bukan malah gemetar
*
190208

Selengkapnya...

Hari Ini, Hari Kita

Wahai sahabat...
Tidakkah kau sadari
Betapa umur kita sangatlah pendek
Maka gunakanlah sebaik mungkin

Wahai sahabat...
Tidakkah kau sadari
Waktu sangatlah cepat berdetak
Maka takutlah akan kehilangannya

Hari ini adalah hari kita
Janganlah kau pikirkan hari kemarin
yang berlalu dengan segala
kebaikan dan keburukkannya

Hari ini adalah hari kita
Janganlah kau pikirkan hari esok
yang belum datang kepadamu
hingga ia mendatangimu

Berapa banyak orang merugi
Karena kehilangan hari ini
Berapa banyak orang bersedih
Karena kehilangan hari ini
Berapa banyak orang menangis
Karena kehilangan hari ini

Hari ini adalah hari kita
Lupakan hari kemarin
Lupakan hari esok
Karena hari ini
Takkan kau jumpai lagi
Untuk kedua kali

Termasuk orang bijak...
ialah orang yang menghargai
hari ini
*






Kairo, Menunggu Terbitnya Sang Mentari Pagi
03:28. 25 Jan 2008

Selengkapnya...

He's The One

Kala mentari terbit di ufuk timur
Sinarnya menerangi alam semesta
Dan tak seorangpun yang mau
bertafakkur akan kebesaranNya

Kala gelap datang menyelimuti malam
Seluruh alam tidur terlelap
Dan tak seorangpun yang mau
sujud bertobat atas segala khilaf

Angkuh makin merasuki jiwa
merusak segala yang ada
dalam raga tiap manusia
tanpa ada yang tersisa
dalam dirinya

Takabbur makin membuat buta
semua anak manusia
yang takkan pernah sadar
akan kekurangan dirinya

Apakah kau tidak menyadarinya
seluruh alam semesta berada
dalam kuasa dan perintahNya
dan hanya Ia yang bisa
merubah segalanya

Dialah Tuhan Yang Maha Esa
*




In The End of 1st Term Examination
22 Jan 2008

Inspired by She's The One
Robbie William's song

Selengkapnya...

Harga Diri

Ku meniti tiap detik hari
Tuk menemukan harga diri
yang hilang ditelan kegelapan malam
bersama kesunyian

Arrggh...
Dimanakah harga diriku
Ku tak rela malam menggerogotinya
Hanya karna nafsu duniawi belaka

Tuhan...
Apakah engkau tega
Membiarkan harga diri ini
Dalam kenistaan hina...?
*





Ruang Ujian Muhammad Husein al-Dzahabi
Al-Azhar University
19 Jan 2008

Selengkapnya...

Never Surrender

Sudah hampir setengah bulan ini kujalani hari-hariku dengan ujian semester pertama. Pusing dan bahkan stres selalu menghinggapi perasaanku tiap kali mendekati hari ujian. Buku diktat kuliah yang masih tertumpuk di atas rak buku seolah meneriakiku meminta jatahnya untuk dibaca. Bahkan ia seakan memarahiku karena masih bersih seperti pertama kali aku membelinya. Sungguh naif, padahal ujian tinggal beberapa hari saja, dan aku masih terlihat santai menghadapinya.

Terkadang aku iri melihat beberapa teman-temanku yang rajin belajar, bahkan ada dari mereka yang sudah mengkhatamkan bacaan bukunya lebih dari sekali. Sedangkan aku, sekali khatam saja aku sangat bersyukur. Kelihatannya hatiku sudah tidak mempan lagi untuk menerima omongan orang lain. Sepertinya hatiku sudah tertutup pintunya untuk semua nasehat dan saran dari sahabat. Meskipun begitu, jauh di dalam lubuk hati dan nuraniku, masih ada ruang untuk bisa memahami dan mengerti akan pentingnya menerima saran serta pendapat orang lain yang ada di sekitarku. Ternyata masih ada yang peduli dengan keadaanku saat ini. Keadaan yang jauh lebih buruk dari aku yang dulu. Aku yang selalu memperhatikan orang lain. Aku yang selalu terbuka untuk semua nasehat dari sahabat. Dan aku yang selalu menjadi tempat untuk bercuhat. Keadaanku saat ini sangat berubah seratus delapan puluh derajat.

Arrgghh...! Sudahlah...! Aku tak mau menyesali diriku sendiri. Di hadapanku sekarang adalah ujian semester pertama yang menyisakan dua pelajaran lagi. Aku tak mau mengulangi cara belajar burukku yang kemarin. Aku tak mau mengulangi kesalahanku yang lalu. Dan aku akan selalu mengingat saran nasehat dari sahabat.

Untuk ujian yang akan kuhadapi esok...
I won't put my hands up...
And surrender...







Confusing myself...
A Few Minute Before Sunrise...
04:13, 19 Jan 2008


Selengkapnya...

Jejak Kata


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

INDONESIA BLOG DIRECTORY