Dalam kehidupannya, manusia selalu dihadapi berbagai macam masalah yang takkan pernah ada titik akhirnya. Berbagai macam masalah datang silih berganti. Satu masalah selesai, maka akan datang kepadanya masalah yang baru. Ada masalah yang mudah dipecahkan dan ada pula masalah yang sulit dipecahkan. Keluh kesah selalu menghinggapi perasaan, pusing bahkan stres pasti dirasakan. Tak ayal merekapun banyak yang mengambil jalan pintas untuk sebuah penyelesaian yang tak jelas. Sehingga pada akhirnya, mengakhiri hidup adalah solusi dan jalan terakhir yang dianggap pas.
Manusia seharusnya sadar, betapa ia adalah makhluk tuhan yang diberikan akal pikiran yang semestinya digunakan untuk memecahkan semua permasalahan yang ia rasakan. Bukannya malah menghindar dari kenyataan. Tuhan sendiri tidak akan meninggalkan hamba-hambaNya dalam keadaan mengenaskan dan tertekan. Ia pasti akan mencerahkan semua akal pikiran jika manusia menggunakannya dengan kejernihan hati. Semuanya pasti akan kembali ke diri masing-masing.
Satu fakta yang terjadi dapat kita temui di negeri kita sendiri, Indonesia. Dimana seorang pedagang gorengan harus mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Dalam hukum kausalitas (sebab-akibat), setiap ada akibat, pasti ada sebab. Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh pedagang gorengan tadi adalah sebuah akibat yang pastinya ada sebab. Lalu apa yang menyebabkannya? Adalah kenaikan harga kedelai yang melambung tinggi saat itu. Lalu mengapa si pedagang tadi memilih jalan pintas seperti yang telah disebutkan di atas? Tak lain karena ia tidak menggunakan akal pikirannya untuk menelurkan sebuah solusi tepat untuk menyelesaikannya. Atau bahkan ia menggunakannya tetapi tidak dengan kejernihan hati. Hatinya mungkin telah terkontaminasi dengan pikiran-pikiran kotor, sehingga pada akhirnya ia malah memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Hal ini akan terus terjadi jika manusia tidak lagi berpikir jernih. Sungguh naif, seorang manusia harus bunuh diri hanya karena harga kedelai yang melambung tinggi. Namun, jika kita melihat kejadian di atas dari segi psikologis, mungkin kita akan mendapatkan penyebab yang lain. Mungkin saja ia dalam keadaan tertekan pada saat itu karena tidak mampu untuk membeli bahan pokok yang menjadi sumber kehidupannya. Semestinya ini bisa diatasi apabila orang-orang yang ada di sekitarnya bisa mendekati dengan terapi psikologis.
Islam datang dengan membawa solusi tepat. Ia membawa ajaran-ajarannya yang komprehensif, yang menyentuh semua aspek kehidupan manusia. Ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi, karena ini telah terbukti selama lebih dari jutaan tahun yang lalu. Islam datang dengan satu misi yaitu rahmatan lil 'alamin, misi simple yang mampu membawa jutaan manusia ke dunia mereka yang lebih tertata kehidupannya dari sebelumnya yang hanya diwarnai oleh kebodohan semata. Islam sendiri telah mengajarkan ummatnya untuk bisa memahami arti hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepadaNya, bukan untuk foya-foya atau menghabiskan harta benda. Karena pada hakekatnya, hidup di bumi ini hanyalah sementara, masih ada satu kehidupan lagi yang lebih kekal di sana. Dan tentunya, Islam juga telah menawarkan berbagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Semuanya telah tertulis di kitab suci al-Qur'an, tinggal bagaimana kita menggunakannya.
Permasalahan-permasalahan yang begitu kompleks akan selalu mengiringi kehidupan manusia. Dan semestinya manusia bisa mengambil hikmahnya, bukan malah lari darinya. Seharusnya manusia bisa menghadapinya dengan lapang dada, bukan malah berpaling darinya. Semuanya adalah realita dan ada banyak cara positif yang bisa digunakan untuk menghadapinya.
Mungkin dengan senyuman semua permasalahan akan menjadi mudah diselesaikan. Dengan senyuman semua menjadi mudah. Setidaknya untuk melepaskan semua beban pikiran yang selalu ada dan ia tidak akan pernah habis sejalan dengan waktu yang selalu berdetak maju.
Smile up! Then the world smiles for you.
Tersenyumlah! Maka dunia, akan tersenyum kepadamu.
Inget pesen guruku dulu...
Terima kasih guru
Kau memang idolaku
Pesanmu membuatku tegar
Bukan malah gemetar
*
190208
Tersenyumlah!
Oleh :
Habib Alby El-Fackary
Sunday, January 27, 2008
Labels: Catatan Pinggir
0 comments:
Post a Comment